Tahuna, Sangihe – TikamPost.id Kejadian mengejutkan terjadi pada Rabu (18/6/2025). Sejumlah awak media yang hendak menemui Wakil Bupati Sangihe mengalami kesulitan luar biasa. Bukan hanya sulit dihubungi, mereka bahkan dipaksa menunggu berjam-jam tanpa kepastian, mencerminkan buruknya etika birokrasi di pemerintahan daerah tersebut.
Para wartawan, setelah melalui prosedur pelaporan dan pengisian biodata, hanya disuruh menunggu tanpa informasi lebih lanjut. Salah satu wartawan, MT, mengaku menunggu sejak pagi, namun tak kunjung mendapatkan konfirmasi. Bahkan, seorang pegawai yang sempat berbincang hanya melakukan basa-basi tanpa memberikan kepastian.
Selama berjam-jam menunggu, tidak ada satupun petugas yang memberikan informasi mengenai kemungkinan bertemu Wakil Bupati, berapa lama waktu yang diberikan untuk wawancara, atau alasan penundaan. Sikap ini dinilai sebagai pelanggaran etika birokrasi yang serius. Petugas Satpol PP yang berjaga di depan ruangan hanya bertugas mencatat dan menyampaikan data, sementara pihak dalam, diduga sekretaris pribadi Wakil Bupati, yang menentukan apakah wartawan boleh bertemu atau tidak, menunjukkan sikap arogan dan tidak profesional.
Puncaknya, sekitar pukul 14.57 WITA, Wakil Bupati Sangihe keluar ruangan dan melewati para wartawan yang menunggu tanpa memberikan penjelasan, hanya mengatakan akan menghadiri agenda lain. Kejadian ini menimbulkan kecurigaan adanya upaya penghalangan akses informasi kepada publik. Apakah ini murni sikap Wakil Bupati, atau ada pihak lain yang sengaja menghalangi wartawan? Pertanyaan ini perlu dijawab secara transparan oleh Pemerintah Daerah Sangihe. Kejadian ini menjadi preseden buruk dan harus segera diperbaiki agar tidak terulang kembali.
(Mike Towira)